Kediri: Kerangka jenazah yang digali dari makam yang diduga milik Tan Malaka, tokoh revolusioner yang dicap beraliran kiri yang dimakamkan di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jatim rencananya dibawa ke Jakarta guna identifikasi untuk tes DNA.

"Kami akan langsung membawa kerangka tersebut ke Jakarta, dan akan diteliti langsung oleh tim ahli forensik dari FKUI," kata ketua panitia pembongkaran makam Tan Malaka, Zulfikar Kamarudin, di lokasi pembongkaran, Sabtu (12/9).

Ia mengungkapkan, tes yang dibantu oleh empat orang ahli forensik tersebut dimaksudkan untuk mengetahui dengan pasti identitas kerangka tersebut. Rencananya, kerangka itu akan di tes, dan akan dicocokkan dengan DNA di tubuhnya.

Menurut dia, waktu yang diperlukan untuk tes DNA tersebut sekitar tiga pekan. Selama itu, pihaknya akan menunggu, sambil mempersiapkan langkah selanjutnya, termasuk kepastian akan positif maupun negatif terhadap jasad Tan Malaka.

Ia juga mengaku, sangat berterimakasih baik kepada pemerintah maupun warga umum, yang masih tetap antusias untuk menyaksikan pembongkaran makam yang diduga terdapat jenazah Tan Malaka.

"Kami tidak ada maksud politik apapun, terkait dengan pembongkaran tersebut. Hal itu kami lakukan, hanya untuk mengetahui tentang seseorang, yang kemungkinan Datuk Tan Malaka," kata kemenakan Tan Malaka tersebut.

Kepada masyarakat, ia juga mengungkapkan, harapanya supaya tetap mengenang jasa pahlawan Tan Malaka. Walaupun ia dianggap beraliran kiri, ia memastikan langkah yang dilakukan Tan Malaka, semata-mata untuk melawan penjajah dengan semangat "Marxis".

Sebelum kegiatan penggalian makam tersebut, awalnya didahului dengan doa-doa yang dibacakan seorang kiai setempat. Sekitar empat orang warga yang diminta untuk membongkar langsung melakukan aksinya, begitu kiai usai membacakan doa.

Adapun makam yang dibongkar tersebut terletak di sebelah kiri makam yang terletak batu di atasnya. Di kedalaman sekitar dua meter, mereka menemukan berbagai kerangka, seperti kepala, serta serpihan tulang yang mirip dengan gigi. Selain itu, juga ditemukan benda yang mirip dengan kain kafan.

Usai benda-benda tersebut diambil dari lubang makam, selanjutnya barang-barang tersebut ditaruh di tempat khusus, untuk keperluan tes DNA kelak.

Dokter spesialis forensik dan DNA FKUI, dr Djaya Surya Atmadja, SpF, PhD, SH, DFM mengungkapkan, pihaknya akan melakukan dengan metode antropologi forensik, dengan mengambil semua sisa kerangka. Hal itu dilakukan, untuk mengetahui dengan pasti fisik kerangka tersebut.

"Kami menemukan beberapa kerangka, di antaranya tulang yang mirip dengan gigi, serta bagian kepala. Kami merencakan akan melakukan tes dengan metode antropologi forensik, untuk dapat mengetahui secara fisik," katanya mengungkapkan.

Sementara itu, Camat Semen, Agus Suntoro yang mewakili muspida mengaku berharap banyak dengan penggalian yang dilakukan panitia nasional tersebut.

Selain berharap, makam tersebut memang terdapat jenazah Tan Malaka, pemkab juga mempunyai rencana untuk membuat wisata sejarah. Sehingga warga Indonesia tidak melupakan para pahlawan bangsanya.

Lokasi makam desa Selopanggung yang hanya seluas 500 meter tersebut berada di sekitar tiga kilometer lebih dari jalan raya desa. Di lokasi tersebut terdapat tiga makam kuno, di antaranya makam Tan Malaka, makam Mbah Selorejo, yang diduga adalah putra adipati Bojonegoro, serta makam Mbah Ketir, seorang putra adipati dari Tuban.

Belum ada yang mengetahui dengan pasti, kerangka di makam tersebut, khususnya Tan Malaka, mengingat saat ini masih akan dilakukan tes DNA.

Bahkan, pihaknya juga belum berani mengambil kesimpulan resmi dari hasil riset Direktur Penerbitan Institut Kerajaan Belanda untuk Studi Karibia dan Asia Tenggara atau KITLV di Leiden, Harry A Poeze, yang meneliti Tan Malaka sejak tahun 1971.

Dalam penelitian tersebut, Harry menyebut, Tan Malaka sengaja dibunuh oleh pasukan Batalyon Sikatan pimpinan Letnan Dua Soekotjo. Ia tewas pada tanggal 21 Februari 1949, dan tubuhnya dimakamkan di tempat pemakaman itu, tanpa disertai dengan nisan.(Metrotvnews.com/Ant/FHD)

0 komentar